"ASSALAMU'ALAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKATUH"

Kamis, 08 September 2022

An Nur (Cahaya) Ayat 11

11. Sesungguhnya orang – orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia baik bagi kamu. Tiap – tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar 1032).

1032). Berita bohong ini mengenai istri Rasulullah SAW, ‘Aisyah RA, Ummul Mukminin, sehabis perang dengan Bani Mustaliq bulan Sya’ban 5H. Peperangan itu diikuti oleh kaum munafik, dan turut pula ‘Aisyah dengan Nabi berdasarkan undian yang diadakan antara istri – istri beliau. Dalam perjalanan mereka kembali dari peperangan, mereka berhenti pada suatu tempat. ‘Aisyah keluar dari sekedupnya untuk suatu keperluan, kemudian kembali. Tiba – tiba dia merasa kalungnya hilang, lalu dia pergi lagi mencarinya. Sementara itu, rombongan berangkat dengan persangkaan bahwa ‘Aisyah masih ada dalam sekedup. Setelah ‘Aisyah mengetahui sekedupnya sudah berangkat dia duduk di tempatnya dan mengharapkan sekedup itu akan kembali menjemputnya. Kebetulan, lewat di tempat itu seorang sahabat Nabi, Safwan ibnu Mu’attal, diketemukannya seseorang sedang tidur sendirian dan dia terkejut seraya mengucapkan: “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, istri Rasul!” ‘Aisyah terbangun. Lalu dia dipersilakan oleh Safwan mengendarai untanya. Safwan berjalan menuntun unta sampai mereka tiba di Madinah. Orang – orang yang melihat mereka membicarakannya menurut pendapat masing – masing. Mulailah timbul desas – desus. Kemudian kaum munafik membesar – besarkannya, maka fitnahan atas ‘Aisyah RA itupun bertambah luas, sehingga menimbulkan kegoncangan di kalangan kaum muslimin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar